Mengenal Ikan Kekel, Ikan Asli Perairan Pulau JAWA
Mengenal lebih dalam ikan kekel, ikan asli perairan pulan jawa indonesia
Ikan Kekel atau di sebagian wilayah di sebut juga ikan kehkel(Sunda), lele gunung(Sumatera), dan joko ripuh(Jawa Timur) merupakan salah satu jenis ikan air tawar endemik perairan indonesia.
Ikan satu ini cukup membuat Penulis bernostalgia. Dulu sewaktu kecil, Penulis seringkali berburu ikan ini entah itu dengan cara di pancing, di jala, ataupun langsung di serok pakai lamit(serokan ikan).
Kala itu ikan ini cukup melimpah, Penulis ingat sekali berburu saja bisa dapat satu ember cat kecil. Asalkan kondisi air lagi keruh atau bisa di bilang banjir sehabis hujan besar.
Mengenal Ikan Kekel
Penulis yakin sudah banyak yang mengetahui ikan ini, di daerah masing masing pasti ada ikan ini namun itu saja penyebutan nama yang berbeda. Serta pasti belum tahu lebih dalam tentang ikan ini, jadi mari kita bahas.
Menurut Kottelat et al. (1993), mereka menemukan bahwa ikan kekel(Glyptothorax platypogon) tersebar luas di wilayah Sumatera, Borneo, Jawa, dan Malaya. Ng & Kottelat (2016) kemudian memperjelas bahwa G. platypogon adalah spesies ikan air tawar yang terutama terdapat di Pulau Jawa. Di Jawa Tengah, keberadaan ikan ini telah dilaporkan di sepanjang hulu Sungai Serayu Jawa Tengah oleh Romdon & Sukamto (2014) dan di Sungai Tajum oleh Bhagawati et al. (2013). Selain itu, berdasarkan pengamatan, ikan ini sering ditemui di Sungai Ringin, Jawa Tengah, seperti yang dilaporkan oleh Maizul (2019).
Klasifikasi Dan Morfologi
Kekel(Glyptothorax platypogon) adalah ikan yang memiliki tubuh berwarna batu pualam dengan sirip yang kombinasi hitam dan jingga. Keberadaannya diidentifikasi oleh sebuah garis samar di punggungnya. Ikan kekel yang ditemukan di Sungai Tajum memiliki empat pasang sungut dengan posisi subterminal dan berbagai jenis sirip. Ciri khasnya adalah adanya perekat yang terbentuk dari lipatan kulit halus di bagian dada. Warna menarik dan ukurannya yang tidak terlalu besar menjadikan G. platypogon berpotensi sebagai ikan hias.
Berdasarkan uraian Kottelat et al. (1993), kekel digolongkan dalam klasifikasi sebagai berikut:
Kelas : ActiopterygiiBangsa : SiluriformesSuku : SisoridaeMarga : GlyptothoraxSpesies : Glyptothorax platypogonSinonim : Pimelodus platypogon
Menurut Kottelat et al. (1993), tubuh kekel terasa agak kasar seperti butiran kasar, dengan lebar tubuh 5,0-5,6 kali lebih pendek dibanding panjang standar. Panjang maksimalnya dapat mencapai 100 mm. Ikan ini biasanya ditemukan di perairan tawar berarus deras, dengan lipatan-lipatan kulit di bagian bawah perutnya berfungsi sebagai alat untuk menempelkan tubuhnya pada bebatuan.
Ikan Kekel memiliki kepala yang terkompresi dan berbentuk segitiga jika dilihat dari samping, dengan mulut posisi subterminal dan rahang atas yang lebih panjang dari rahang bawah. Selain itu, memiliki empat pasang sungut dan pasang mata bulat telur berwarna hitam. Bagian tubuhnya terbagi menjadi truncus, yang dimulai dari ujung tutup insang hingga permulaan sirip dubur, dan bagian ekor, yang dimulai dari permulaan sirip dubur hingga ujung sirip ekor.
Fitur Tubuh
Ikan Kekel memiliki fitur tubuh yang menjadi ciri khas yaitu organ perekat, yang mana fitur tubuh ini berfungsi untuk menempelkan tubunya ke bebatuan. Fitur tubuh ini tentunya sangat berguna mengingat ikan ini menghuni sungai dengan aliran air deras.
Organ Perekat Ikan Kekel |
Dan hal ini memang sering Penulis jumpai sendiri, ketika menangkap ikan Kekel, biasanya Penulis mencarinya di bawah bebatuan atau ketika memancing pastikan kali pancing harus kita lemparkan tepat di bawah bebatuan. Lain halnya ketika debit air sedang meluap, ikan ini cenderung berpindah ke pinggiran dan sangat mudah untuk di tangkap.
Habitat
Seperti sudah Penulis bahas sedikit di atas ikan Kekel biasa hidup di sungai dengan aliran arus deras lengkapnya Menurut Rachmatika (1987), ikan Kekel(G. platypogon) cenderung memilih habitat dengan substrat batuan hingga cadas, dalam kisaran kedalaman sedang hingga dalam, dan arus yang cepat hingga deras. Mereka lebih suka substrat batuan berukuran sedang (10-30 cm) dan besar (>30 cm) karena berfungsi sebagai tempat penempelan dan persembunyian. Substrat cadas, meskipun dapat digunakan sebagai tempat penempelan.
Selian bebatuan cadas berfungsi untuk menempel, ternyata berfungsi juga untuk mencari makan. Ikan Kekel bisa memakan serangga kecil yang terdapat di dasar perairan dan pada cadas tersebut.
Reproduksi
Reproduksi atau di kenal dengan bahasa umum pemijahan adalah sebuah proses pengeluaran telur dan sperma dengan tujuan pembuahan. Dan tentu saja tujuan utama dari reproduksi adalah memperpanjang keturunan agar terhindar dari kepunahan.
Bulan Maret hingga Agustus adalah musim pemijahan bagi ikan G. platypogon, ditandai dengan nilai Indeks Kematangan Gonad (IKG) yang tinggi selama periode tersebut. Durasi musim pemijahan yang panjang menunjukkan bahwa ikan ini menerapkan pola peletakan telur sebagian-sebagian (partial spawner). Meskipun pengelompokkan garis tengah telur tidak selalu konsisten, observasi langsung terhadap gonad menunjukkan adanya beberapa kelompok garis tengah telur (Rachmatika 1987). Menurut Nikolskii (1969), pola peletakan telur ini adalah mekanisme adaptasi terhadap lingkungan yang tidak stabil, dengan tujuan untuk meningkatkan kelangsungan hidup telur.
Bulan April dan Juni diketahui merupakan puncaknya pemijahan, dikarenakan melimpahnya stok makanan. Di ketahui di bulan ini keadaan air menyusut dan banyak serangga air sebagai sumber makanan. Sehingga bisa di simpulkan puncak pemijahan berhubungan dengan melimpahnya stok makanan.
Status Kepunahan
Menurut situs Fishbase.org, status ikan G. platypogon dalam IUCN dicatat sebagai "note evaluated" (NE) atau belum dievaluasi (Froese & Pauly 2017). Hal ini menunjukkan bahwa status konservasi spesies ini masih belum dipertimbangkan secara menyeluruh oleh IUCN. Kemungkinan, spesies ini hanya terdapat di beberapa wilayah tertentu dan belum jelas keberadaannya di wilayah lain. Status "note evaluated" ini menyoroti kebutuhan akan informasi yang memadai untuk menilai risiko kepunahan berdasarkan distribusi dan populasi ikan ini.
Minimnya Informasi dan memang juga ikan ini cukup sulit untuk di temui, mengingat habitatnya yang merupakan air sungai dengan kondisi cukup bersih. Ancaman terbesar ikan Kekel ini merupakan perusakan habitat yang di sebabkan oleh limbah pabrik ataupun limbah rumah tangga.
Penutup
Demikianlah pembahasan tentang ikan Kekel yang bisa Penulis bagikan, dan rangkum dari berbagai sumber yang cukup minim. Intinya kita selaku manusia haruslah saling menjaga kehidupan di sekitar kita termasuk kelestarian ikan Kekel ini. Mulai sekarang jangan asal membuang sampah ke sungai karena itu sangat berpengaruh buruk terhadap ekosistem yang terdapat di sungai tersebut. Sekian semoga bermanfaat.