Mengenal Ikan Hampala: Sang Predator dari Perairan Tawar

informasi tentang ikan hampala sang predator air tawar

Mengenal Ikan Hampala: Sang Predator dari Perairan Tawar

Halo, pecinta ikan! Pernah dengar tentang ikan hampala? Jika kamu suka memancing atau sekadar penasaran dengan kehidupan bawah air, ikan hampala adalah salah satu spesies menarik yang patut kamu ketahui. Ikan ini bukan hanya memiliki tampilan yang unik, tapi juga peran penting dalam ekosistem perairan tawar. Yuk, kita kenali lebih dalam tentang ikan hampala ini!

Apa Itu Ikan Hampala?

Ikan hampala, atau dalam bahasa ilmiahnya Hampala macrolepidota, adalah anggota keluarga Cyprinidae, yang juga kerabat dekat ikan mas. Ikan ini tersebar luas di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, khususnya di wilayah Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. Kamu mungkin juga mengenalnya dengan nama lain seperti kebarau, barau, atau sebarau. Dalam bahasa Inggris, ikan ini dikenal sebagai Hampala Barb atau Large-scaled Hampal.

Klasifikasi Ilmiah

Supaya Kamu lebih memahami ikan hampala, mari kita lihat klasifikasi ilmiahnya:

Kingdom: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Actinopterygii

Ordo: Cypriniformes

Famili: Cyprinidae

Genus: Hampala

Spesies: H. macrolepidota

Morfologi Ikan Hampala

Secara fisik, ikan hampala memiliki ciri-ciri yang cukup menonjol. Bibir atasnya terpisah dari moncong oleh lekukan yang jelas, dan mulutnya berada di posisi terminal atau subterminal. Gurat sisi pada tubuh ikan hampala memiliki sekitar 25-30 sisik, dan siripnya, baik depan maupun belakang, memiliki bentuk yang khas. 

Ikan ini memiliki sirip dorsal (punggung) yang terdiri dari 4 jari-jari keras (duri) dan 8 jari-jari lunak, sirip anal (dubur) terdiri dari 3 jari-jari keras dan 5 jari-jari lunak, sirip pektoral (dada) memiliki 14-16 jari-jari, serta sirip ventral (perut) memiliki 9 jari-jari. 

Tinggi tubuh ikan ini sekitar 3 hingga 3,7 kali panjang standarnya, sedangkan panjang kepalanya sekitar 3 kali panjang standarnya. Terdapat sepasang sungut di sudut mulut pada rahang atas, yang panjangnya hampir setara dengan diameter mata.

Salah satu ciri yang paling mencolok adalah pola bercak hitam di tubuhnya yang membedakan beberapa spesies dalam genus Hampala. Warna punggung ikan ini kehijauan, yang berubah menjadi hijau zaitun gelap ke arah kepala dan moncong. Sisi sampingnya keperakan hingga putih di bagian perut. Sisik-sisik di badan memiliki pangkal berbentuk bulan sabit berwarna gelap, keunguan, atau kehitaman.

Habitat Ikan Hampala

Ikan hampala biasanya ditemukan di sungai-sungai berair jernih dengan arus yang deras dan kadar oksigen tinggi. Dasar sungai tempat mereka tinggal biasanya terdiri dari pasir, batu-batuan, atau lumpur. 

Meskipun lebih suka sungai berarus deras, ikan ini juga bisa ditemukan di sungai yang hampir tidak berarus, serta di daerah rendah dan tinggi. Mereka sering berkumpul di aliran utama sungai dan di antara ranting-ranting atau kayu-kayu dari pohon yang tumbang.

Beberapa lokasi di Indonesia yang menjadi habitat ikan hampala antara lain Sungai Kampar, Sungai Kuantan, dan Danau Singkarak di Sumatera; Sungai Kapuas dan Sungai Mahakam di Kalimantan; serta beberapa sungai dan danau di Jawa.

Reproduksi Ikan Hampala

Menurut Effendie (1978), dalam proses reproduksi, sebagian besar hasil metabolisme diarahkan untuk perkembangan gonad sebelum pemijahan. Gonad bertambah berat seiring dengan pertumbuhan ukuran ikan hampala. Secara umum, perkembangan gonad terbagi menjadi dua tahap utama: tahap pertumbuhan gonad hingga ikan mencapai kematangan seksual, dan tahap pematangan produk seksual (gamet).

Tahap pertumbuhan berlangsung dari ikan menetas atau lahir hingga dewasa secara seksual, sementara tahap pematangan terjadi setelah ikan dewasa dan berlangsung terus selama fungsi reproduksi berjalan normal. Selama perkembangan gonad, baik pada tahap pertumbuhan maupun pematangan, gonad mengalami perubahan sitologik, histologik, dan morfologik, serta perubahan berat dan volume. 

Indikator perkembangan gonad pada proses oogenesis (ikan betina) atau spermatogenesis (ikan jantan) biasanya diukur dari perubahan berat, volume, dan morfologi gonad. Tingkat kematangan gonad tertinggi terjadi saat ikan akan memijah, dengan telur di ovarium atau spermatozoa di testis mencapai ukuran maksimum.

Setelah siap untuk memijah, biasanya di awal musim hujan, ikan betina akan melepaskan telur-telurnya di perairan yang dangkal dan berarus deras. Telur-telur ini kemudian akan dibuahi oleh ikan jantan. Setelah menetas, larva ikan hampala akan tinggal di perairan dangkal hingga cukup besar untuk beradaptasi di perairan yang lebih dalam dan deras. Proses reproduksi ini penting untuk menjaga kelangsungan populasi ikan hampala di habitat aslinya.

Perilaku dan Makanan

Sebagai predator, ikan hampala dewasa memangsa ikan-ikan kecil. Namun, penelitian di Waduk Saguling menunjukkan bahwa 74% makanan mereka adalah serangga akuatik. Ini menunjukkan bahwa ikan hampala memiliki peran penting dalam mengendalikan populasi serangga dan ikan kecil di ekosistem perairan tawar.

Peran Ekologi

Ikan hampala memiliki peran ekologi yang signifikan dalam ekosistem perairan tawar. Sebagai predator, mereka membantu mengontrol populasi ikan-ikan kecil dan serangga akuatik, yang pada gilirannya menjaga keseimbangan ekosistem. 

Selain itu, keberadaan mereka juga menjadi indikator kesehatan ekosistem perairan, karena mereka membutuhkan lingkungan dengan kualitas air yang baik untuk bertahan hidup. Dengan demikian, konservasi ikan hampala juga berarti menjaga kelestarian ekosistem perairan tawar secara keseluruhan.

Kesimpulan

Demikianlah pembahasan tentang ikan hampala yang bisa Penulis sampaikan. Ikan hampala adalah salah satu spesies ikan air tawar yang menarik untuk dikenali, terutama bagi kamu yang suka memancing atau sekadar pecinta ikan. Semoga artikel ini membantu kamu mengenal lebih dekat ikan hampala. 

LihatTutupKomentar